Selasa, 04 November 2014

YUDISIUM!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Hari Senin, 27 Oktober 2014

Di hari itu adalah hari sangat bersejarah, karena gelar yang selama 4 tahun lebih saya perjuangkan secara resmi saya dapatkan. Yaaa... gelar "SARJANA PENDIDIKAN".

Sesuai pengumuman pada pembekalan (Jumat, 24 Oktober "14) yudisium dilaksanakan hari Senin, 27 Oktober 2014, pukul 14.30 WIB

Dengan IPK 3,32 semoga mampu menjadi sarjana yang berguna, tidak hanya embel-embel gelar yang bisa dibanggakan, tapi mampu mempertanggung jawabkan gelar tersebut.

KOMPRE

Hari Senin
Tanggal 20 Oktober 2014,

Mungkin menjadi salahsatu hari yang paling menegangkan dalam hidup saya. Karena di hari itu saya Hanupanji Sapto Prasojo (biasa dipanggil PANJI) sedang melaksanakan ujian Skripsi. Dengan Dosen penguji Bpk. Alamsyah, Ibu Aty Nurdiana dan Bpk. Buang Saryantono (menggantikan bpk Gultom yg sakit).

Berbagai pertanyaan yang ditanyakan bpk dan ibu Dosen Alhamdulillah bisa saya jawab, namun usaha yang maksimal belum tentu hasilnya pun akan maksimal. Dengan nilai B saya keluar dari ruangan ujian skripsi. Yah...rasa kecewa pasti ada, karena nilai maksimum gagal didapat. Tapi saya yakin Allah merencanakan yang terbaik buat saya. Saya yakin nilai maksimum akan diberikan Allah di kemudian hari.


Rabu, 03 September 2014

Teringat nasehat ibu
Di kala kamu berada di bawah, jangan habiskan waktu mu untuk mengeluh
Segeralah bangkit dan kerjakan!!
Tapi jika kamu berada di atas, janganlah meremehkan atau sombong kepada orang yang sedang di bawah
Bantulah, bayangkan jika kamu yang berada di posisi dia
Sekecil apapun bantuanmu akan sangat berarti untuk orang tersebut

Jumat, 20 Desember 2013

RAHASIA SURAT YASSIN AYAT KE 58

Barang siapa yang membaca Surat YAASIN sepenuhnya dan pada ayat ke 58 surah tersebut 'SALAAMUN QAULAN MIN RABBIN RAHIM' diulang sebanyak 7 kali untuk 7 niat baik, In shaa ALLAH dengan izin Yang Maha Esa dan Maha Kuasa, semua hajat kita akan dikabulkan..

Jika boleh niatkan sebegini :

1) YA-ALLAH YA-RAHIM, ampunkan dosa-dosaku dan saudara-maraku..

2) YA-ALLAH YA-RAHMAN, kurniakan aku isteri, suami, anak-anak yang soleh dan mencintai islam.

3) YA-ALLAH YA-RAZZAK, kurniakan aku rezeki yang berkat, kerja yang baik dan berjaya didunia dan akhirat.

4) YA-ALLAH YA-JABBAR, makbulkan hajat penghantar maklumat yang aku dapat ini.

5) YA-ALLAH YA-MUTAQABBIR, jauhkan aku dari sifat khianat dan munafiq dan miskin.

6) YA-ALLAH YA-WADUUD, kurniakan aku dan seluruh umat Muhammad yang beriman kesihatan zahir batin.

7) YA-ALLAH YA-ZALJALA LIWAL IKRAM, makbulkanlah semua hajatku, dan redhaikanlah aku.

Aamiin Ya ALLAH..
Sedekah Tidaklah Mengurangi Harta

Sedekah tidaklah mungkin mengurangi harta … Yakinlah!

Dari Asma’ binti Abi Bakr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padaku,

لاَ تُوكِي فَيُوكى عَلَيْكِ

“Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa mensedekahkannya). Jika tidak, maka Allah akan menahan rizki untukmu.”

Dalam riwayat lain disebutkan,

أنفقي أَوِ انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي اللهُ عَلَيْكِ

“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut[1]. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.”[2]

Hadits ini dibawakan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi dalam Riyadhus Shalihin pada Bab “Kemuliaan, berderma dan berinfaq”, hadits no. 559 (60/16).

Beberapa faedah hadits:

Pertama: Hadits di atas memberikan motivasi untuk berinfaq.[3] Bukhari sendiri membawakan hadits ini dalam Bab “Motivasi untuk bersedekah (mengeluarkan zakat) dan memberi syafa’at dalam hal itu”. An Nawawi membuat bab untuk hadits ini “Motivasi untuk berinfaq (mengeluarkan zakat) dan larangan untuk menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan).”

Kedua: Hadits ini menunjukkan tercelanya sifat bakhil dan pelit.

Ketiga: Hadits di atas menunjukkan bahwa al jaza’ min jinsil ‘amal, balasan sesuai dengan amalan perbuatan.[4]

Keempat: Ibnu Baththol menerangkan riwayat pertama di atas dengan mengatakan, “Janganlah engkau menyimpan-nyimpan harta tanpa mensedekahkannya (menzakatkannya). Janganlah engkau enggan bersedekah (membayar zakat) karena takut hartamu berkurang. Jika seperti ini, Allah akan menahan rizki untukmu sebagaimana Allah menahan rizki untuk para peminta-minta.”[5]

Kelima: Menyimpan harta yang terlarang adalah jika enggan mengeluarkan zakat dan sedekah dari harta tersebut. Itulah yang tercela.[6]

Keenam: Hadits ini menunjukkan larangan enggan bersedekah karena takut harta berkurang. Kekhawatiran semacam ini adalah sebab hilangnya barokah dari harta tersebut. Karena Allah berjanji akan memberi balasan bagi orang yang berinfaq tanpa batasan. Inilah yang diterangkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani.[7]

Ketujuh: Bukhari dan Muslim sama-sama membawakan hadits di atas ketika membahas zakat. Ini menunjukkan bahwa yang mesti diprioritaskan adalah menunaikan sedekah yang wajib (yaitu zakat) daripada sedekah yang sunnah.

Kedelapan: Ibnu Baththol mengatakan, “Hadits ini menunjukkan sedekah (zakat) itu dapat mengembangkan harta. Maksudnya adalah sedekah merupakan sebab semakin berkah dan bertambahnya harta. Barangsiapa yang memiliki keluasan harta, namun enggan untuk bersedekah (mengeluarkan zakat), maka Allah akan menahan rizki untuknya. Allah akan menghalangi keberkahan hartanya. Allah pun akan menahan perkembangan hartanya.”[8]

Kesembilan: Sedekah tidaklah mengurangi harta. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Sedekah tidaklah mengurangi harta.”[9]

:)

Ketika sore sepulang kerja seorang suami melihat isteri yang tertidur pulas karena kecapekan bekerja seharian di rumah. Sang suami mencium kening isterinya dan bertanya, "Ummi, udah shalat Ashar belum?" Isterinya terbangun dengan hati berbunga-bunga menjawab pertanyaan suami, "Sudah, Bi ({})"

Isterinya beranjak dari tempat tidur mengambil piring yang tertutup. Sore itu isterinya memasak kesukaan sang suami.

"Lihat nih, aku memasak khusus kesukaan Abi."

Piring itu dibukanya, ada sepotong kepala ayam yang terhidang untuk dirinya. Sang suami memakannya dengan lahap dan menghabiskan. Isterinya bertanya, "Abi, kenapa suka makan kepala ayam padahal aku sama anak-anak paling tidak suka sama kepala ayam." Suaminya menjawab, "Itulah sebabnya karena kalian tidak suka maka Abi suka makan kepala ayam supaya isteriku dan anak-anakku mendapatkan bagian yang terenak."

Mendengar jawaban sang suami, terlihat butir-butir mutiara mulai menuruni pipinya. Jawaban itu menyentak kesadarannya yang paling dalam. Tidak pernah dipikirkan olehnya ternyata sepotong kepala ayam begitu indahnya sebagai wujud kasih sayang yang tulus kecintaan suami terhadap dirinya dan anak-anak.

renungkan



Masalah adalah cara Allah melebur dosa si hamba.

Masalah adalah cara Allah jadikan dirimu dewasa.

Masalah adalah cara Allah menseleksi hambaNya mana yang masih setia.

Masalah adalah cara Allah membuka pintu kemudahan berikutnya.

Masalah adalah cara Allah menegur hambaNya bahwa diri ini bukan apa-apa.
Masalah adalah cara Allah mengingatkan hambaNya bahwa di dunia adalah fana.

Masalah adalah cara Allah mencintai hamba sehingga ia bisa mendekap mesra cintaNya.

Masalah adalah cara Allah mengangkat derajat mulia sang hamba lantaran kesabaran nya.

Tapi MASALAH BESAR adalah.
Saat dirimu mengatakan "ini-mah cuma teori tapi kenyataan nya susah banget. Ga mungkin bisa menghadapinya..!!"